Perkembangan Sebaran Prevalensi Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi kondisi stunting baru terlihat setelah bayi berusia 2 (dua) tahun. Dengan demikian periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) seharusnya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting adalah intervensi yang dilakukan pada 1.000 HPK dari anak balita. Intervensi stunting memerlukan konvergensi program dan upaya sinergis pemerintah serta dunia usaha dan masyarakat. Pada Tahun 2020, Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang telah mengadakan Rembuk Stunting dengan menetapkan 25 lokus desa untuk intervensi spesifik dan sensitif pada lokus tersebut.
Berikut adalah Grafik dan Peta sebaran stunting di Kabupaten Deli Serdang :
Grafik :Persentase Stunting berdasarkan wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020 dan 2021
Sumber: (Bulan Penimbangan Balita Tahun 2020 dan 2021)
Dari grafik dan peta di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase balita stunting di Kabupaten Deli Serdang, tahun 2020 prevalensi stunting 3,07% menjadi 1,52% di tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa adanya konvergensi program intervensi upaya percepatan pencegahan stunting telah mampu menurunkan persentase balita stunting di Kabupaten Deli Serdang.
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di masa 1.000 HPK, antara lain dengan program Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten, Pemetaan dan Analisa Situasi Program Stunting, Regulasi Daerah, Pembinaan Kader Pembangunan Manusia, Pencatatan dan Pelaporan (Termasuk Dokumentasi) dan Intervensi Hasil, Pengukuran dan Publikasi Stunting, Reviu Kinerja, Orientasi Proses Asuhan Gizi Puskesmas, Sosialisasi dan Koordinasi Pendidikan Gizi dalam Pemberian Makanan Tambahan ,Pemberian Mikro Nutrien (Taburia), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Balita Kurus, Program Penyehatan Lingkungan, Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Sanitasi.
Kabupaten Deli Serdang telah melakukan upaya inovasi dalam penurunan dan pencegahan stunting, adapun inovasi yang dilakukan sebagai berikut:
Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian
Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi (stunting) balita khususnya baduta diantaranya adalah penggunaan jamban sehat, pemberian ASI eksklusif, kunjungan balita ke Posyandu, dan perilaku merokok. Beberapa wilayah mengalami kesulitan dari segi ketersediaan jamban ataupun air bersih ada beberapa daerah yang mana hal tersebut merupakan perilaku yang sulit untuk diubah. Berikutnya yang memerlukan perhatian adalah remaja putri yang telah mendapatkan intervensi berupa pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) di sekolah. Namun, ada sebagian remaja putri yang masih belum mau mengkonsumsi TTD secara teratur meskipun telah mendapatkan intervensi karena kurangnya motivasi diri ataupun minat remaja putri tersebut untuk megkonsumsi TTD. Begitu juga dengan perilaku ibu yang kurang memahami tentang pentingnya pemberian ASI Ekslusif, yang saat ini masih ada beberapa kecamatan yang cakupan ASI Ekslusifnya rendah.
Perilaku Kunci Rumah Tangga 1000 HPK yang Masih Bermasalah
Adapun masalah yang dapat mempengaruhi perilaku kunci rumah tangga 1.000 HPK yang terjadi di desa, yaitu Pola Asuh Balita, Pola Konsumsi Ibu hamil dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang masih membutuhkan intervensi dan pembinaan. Cara mengatasi permasalahan stunting dapat dilakukan berbagai upaya antara lain dengan memperbaiki gizi ibu hamil seperti pemberian makanan tambahan terutama bagi ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil, melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagi bayi baru lahir, pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif bagi bayi, pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bagi bayi mulai usia 6 bulan, Pemberian Vitamin A, Pemenuhan Imunisasi Dasar Lengkap, Pemantauan Tumbuh Kembang Balita, Meningkatkan Akses Sanitasi dan melakukan upaya promosi bagi keluarga untuk menggiatkan Perilaku Hidup Bersih (PHBS) di rumah tangga.
Kelompok Sasaran Berisiko
Kelompok beresiko yang perlu mendapatkan perhatian anatara lain Calon Pengantin, Ibu hamil, Bayi, dan Usia Bawah Dua tahun (Baduta) dan Remaja Putri perlu disiapkan untuk menjadi calon pengantin pada usia idealnya, sehingga saat hamil dapat menjadi ibu hamil yang sehat dan berperilaku sehat, dan bayi yang dikandung pun dapat lahir dengan selamat, sehat dan cerdas. Bayi yang telah dilahirakan tersebut berhak untuk mendapatkan ASI eksklusif dan Pemberian Makan Bayi dan Anak yang sesuai sehingga pertumbuhan otaknya dapat optimal dan meningkatkan angka kualitas hidup Kabupaten Deli Serdang di masa depan.
Copyright © 2019 Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang